Sebenarnya bisnis tak sekedar mengumpulkan uang, tapi memperbanyak nilai manfaat yang diberikan. Banyak perusahaan yang tumbuh lebih mementingkan nilai kebermanfaatan dibandingkan keuntungan didapatkan. Ini karena, semakin bermanfaat maka keuntungan akan mengikuti.
Lihatlah Google. Di awal-awal berdirinya, dia tidak langsung nyari uang. Tapi sibuk menyebarkan manfaat. Saat website sudah begitu banyaknya, saat web directory sudah terlalu banyak isinya, maka orang sudah tidak lagi browsing melihat satu per satu web yang tersedia.
Google menawarkan cara baru dalam mencari informasi yaitu search engine. Anda cukup mengetikkan kata kunci yang ingin dicari, maka google akan menyediakan website-website yang kita ketikkan kata kuncinya.
Selain nilai manfaat, Bisnis juga menentukan keselamatan kita di akhirat, mengasah nurani, melatih kecerdasan dan kehati-hatian kita. Untuk itu mengapa Rasulullah SAW meminta kita untuk berbisnis yang halal.
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepadaNya kamu beribadah.”Q.S. Al Baqarah [2] : 172
Islam mengatur semua kegiatan manusia termasuk dalam melakukan muamalah dengan memberikan batasan apa saja yang boleh dilakukan (Halal) dan apa saja yang tidak diperbolehkan (Haram). Dalam bisnis syariah, bisnis yang dilakukan harus berlandaskan sesuai syaria·ah. Semua hukum dan aturan yang ada dilakukan untuk menjaga pebisnis agar mendapatkan rejeki yang halal dan di ridhai oleh Alloh Ta’ala.
Dalam membangun bisnis, juga libatkanlah doa anak – anak yatim dan kaum duafa di sekitar saudara. Rutinkan sedekah, bahkan bila perlu patok sedekah di awal.
Janji Allah atas sedekah luar biasa. Allah menjanjikan balasan hingga 700x lipat dan bahkan tidak terbatas. Namun sayang, banyak di antara kita yang tahu janji Allah itu, tetapi itu tidak mengamalkannya.
Allah SWT berfirman,“…Apa saja yang kalian nafkahkan dari kebaikan, maka Allah akan menyempurnakan balasannya, dan kalian tidak akan dizalimi,” (QS Al Baqarah: 272).