Sahabat kita tahu bahwa manusia merupakan makhluk yang telah dipilih oleh Alloh Ta’ala untuk mengurus bumi. Untuk itu, Ia memberikan segala kenikmatan hidup di dunia untuk dinikmati dengan cara yang halal dan baik.
“Maka sesuatu yang diberikan kepadamu, itu adalah kenikmatan hidup di dunia; dan yang ada pada sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman, dan hanya kepada Tuhan mereka, mereka bertawakkal. Dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka memberi maaf” (QS. Asy Syuuro: 36-37).
Karena apa yang kita lakukan di dunia akan diminta pertanggung jawabannya oleh Alloh Ta’ala.. Imam Al Ghazali juga menjelaskan bahwa manusia akan dimintai pertanggungjawaban. Kelak di Padang Mahsyar anggota badan manusia akan bersaksi atas apa saja yang telah diperbuatnya selama hidup di dunia. Karena itu, manusia harus menjaga anggota badannya agar tidak berbuat maksiat.
“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka, dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.” (QS Yasin: 65).
“Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS An Nur: 24).
Namun, bagi mereka yang ingin bebas berbuat maksiat di bumi Alloh, Ibnu Qudamah bercerita dalam kitabnya At-Tawwabin
Suatu hari ada seorang lelaki yang menemui Ibrahim bin Adham. Dia berkata, ”Wahai Aba Ishak! Selama ini aku gemar bermaksiat. Tolong berikan aku nasihat.”
Setelah mendengar perkataan tersebut Ibrahim berkata, ”Jika kamu mau menerima lima syarat dan mampu melaksanakannya, maka boleh saja kamu melakukan maksiat.”
Lelaki itu dengan penasaran bertanya. ”Apa saja syarat-syarat itu, wahai Aba Ishak?” Ibrahim bin Adham berkata, ”Syarat pertama, jika kamu bermaksiat kepada Allah, jangan memakan rezekinya.”
Mendengar itu dia mengernyitkan kening seraya berkata, ”Lalu aku mau makan dari mana? Bukankah semua yang ada di bumi ini rezeki Allah?
”Yang kedua,” kata Ibrahim, ”kalau mau bermaksiat, jangan tinggal di bumi-Nya!”
Syarat ini membuat lelaki itu kaget setengah mati. Ibrahim kembali berkata kepadanya, ”Wahai Abdullah, pikirkanlah, apakah kamu layak memakan rezeki-Nya dan tinggal di bumi-Nya, sementara kamu melanggar segala larangan-Nya?”
”Ya, Anda benar,” kata lelaki itu. Dia kemudian menanyakan syarat yang ketiga.
Ibrahim menjawab, ”Kalau kamu masih mau bermaksiat, carilah tempat tersembunyi yang tidak dapat terlihat oleh-Nya!”
Lelaki itu kembali terperanjat dan berkata, ”Wahai Ibrahim, ini nasihat macam apa? Mana mungkin Allah tidak melihat kita?”
”Nah, kalau memang yakin demikian, apakah kamu masih berkeinginan berlaku maksiat?” kata Ibrahim.
Lelaki itu mengangguk dan meminta syarat yang keempat. Ibrahim melanjutkan, ”Kalau malaikat maut datang hendak mencabut rohmu, katakanlah kepadanya, ‘Mundurkan kematianku dulu. Aku masih mau bertobat dan melakukan amal soleh.