Infak & Sedekah Apakah Sama? Berikut Penjelasannya

Dalam agama Islam, kita tidak hanya dituntut untuk beribadah kepada Allah Swt melalui sholat, puasa, dan sebagainya. Tetapi juga menunjukkan kepedulian sosial dengan membantu mereka yang membutuhkan. Bentuk kepedulian ini diwujudkan melalui penyisihan sebagian harta untuk diberikan kepada yang kurang beruntung, yang dapat dilakukan dalam bentuk zakat, infak, atau sedekah.

Namun, meskipun ketiganya merupakan amalan mulia, banyak orang yang masih bingung membedakan antara infak dan sedekah. Oleh karena itu, penting untuk memahami perbedaannya agar amalan kita tepat sasaran dan bernilai ibadah.

Infak dan sedekah, meskipun tampak serupa, memiliki perbedaan mendasar yang dapat dipahami dari definisinya. Dalam terminologi Islam, infak berasal dari kata anfaqa yang berarti pengeluaran harta untuk memenuhi kebutuhan tertentu yang sejalan dengan ajaran agama. Sementara itu, sedekah berasal dari kata shodaqoh, yang merujuk pada pemberian sukarela dengan tujuan meraih ridha Allah Swt. Perbedaan ini menunjukkan bahwa infak lebih bersifat luas dalam cakupan penggunaannya, sedangkan sedekah lebih menekankan aspek keikhlasan sebagai bentuk ibadah.

Perbedaan Infak & Sedekah dari Wujud Harta

Perbedaan antara infak dan sedekah tidak hanya terletak pada definisinya, tetapi juga pada bentuk harta atau barang yang dikeluarkan. Infak biasanya berupa harta yang dimiliki dan disalurkan kepada individu atau kelompok. Contohnya adalah memberikan bantuan kepada anak yatim, menyumbangkan dana untuk pembangunan masjid, atau memberikan dukungan kepada orang yang membutuhkan. Dalam hal ini, infak menekankan penggunaan harta benda untuk tujuan kebaikan yang selaras dengan ajaran Islam.

Berbeda dengan zakat, infak tidak memiliki batasan nisab tertentu, sehingga dapat dilakukan kapan saja dan dengan jumlah yang bebas sesuai kemampuan. Hukum infak adalah sunnah, yang berarti sangat dianjurkan bagi yang mampu, namun tidak diwajibkan bagi yang tidak memiliki kecukupan harta.

Sedangkan sedekah tidak terbatas pada hal-hal yang bersifat material. Kebaikan kecil, seperti memberikan bantuan tenaga atau bahkan hanya sekadar senyuman, juga dihitung sebagai sedekah. Sedekah mencerminkan amalan ringan yang dapat dilakukan oleh siapa saja dan kapan saja. Rasulullah SAW bersabda, “Kullu ma’rufin shodaqoh”, yang artinya “Setiap kebaikan merupakan sedekah.” Hukum sedekah juga sunnah, sehingga meskipun tidak diwajibkan, setiap orang yang melakukannya akan mendapatkan pahala dari Allah SWT.

Infak dan sedekah memiliki banyak manfaat, baik untuk pemberi maupun penerima. Bagi pemberi, infak dan sedekah menjadi sarana membersihkan harta, menumbuhkan rasa empati, dan memperkuat hubungan sosial.

Selain itu, Allah SWT menjanjikan balasan yang berlipat ganda bagi mereka yang bersedekah, sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an: “Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui” (QS. Al-Baqarah: 261).

Rasulullah SAW juga bersabda, “Sedekah itu tidak akan mengurangi harta” (HR. Muslim), yang menunjukkan bahwa bersedekah tidak hanya membawa keberkahan dalam hidup, tetapi juga menjadi sumber rezeki yang tak terduga dari Allah SWT.

Infak dan sedekah juga sekarang bisa lebih mudah dengan menunaikannya di Pondok Sedekah Indonesia.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *