Rasulullah SAW sebelum wafat memberikan sebuah wasiat kepada para sahabat-sahabat yang dihadapannya. Sambil bercerita, beliau mengulurkan tangannya seperti hendak mengambil sesuatu, tetapi kemudian ditariknya lagi. Para sahabat yang menyaksikannya terheran-heran dan bertanya kepada beliau. “Aku melihat surga, dan aku menjangkau setangkai anggur,” kata Nabi. “Jika aku mengambilnya, kalian baru dapat menghabiskannya selama umur bumi ini.
Tanda-tanda khusus hari-hari akhir Nabi Muhammad makin tampak ketika ditanya oleh para istri beliau, “Siapa di antara kami yang pertama kali akan menemui Anda kelak?”
Dengan suara yang menggetarkan hati, Nabi menjawab, “Tangan siapa di antara kalian yang paling panjang, itulah yang lebih dahulu menemuiku.” Mereka lalu mengulurkan tangan masing-masing dan membandingkannya satu sama lain. Dugaan mereka, tangan Saudah yang paling panjang. Dialah istri Nabi yang paling tinggi dan besar.
Sekitar 10 tahun setelah Rasulullah wafat, ternyata Zainab yang lebih dahulu menyusul beliau. Dialah istri Nabi yang perawakannya paling kecil dan dijuluki “ibu kaum miskin” yang pemurah hati. Tahulah mereka bahwa “tangan paling panjang” yang dimaksud Rasulullah adalah orang yang gemar memberi: bersedekah.