Pernah mendengar kisah Abu Thalhah yang mnyedekahkan harta yang paling ia cintai? Sahabat Rasulullah SAW ini memberikan teladan kepada kita untuk menyedekahkan harta yang kita cintai. Apabila, kita mampu melakukan hal tersebut, Insya Allah, kita bisa menjadi penghuni surga Allah SWT.
Menyedekahkan harta yang kita cintai sampai sekarang banyak yang belum bisa melakukannya. Mengapa demikian? Pasalnya, kebanyakan manusia itu cinta akan dunia dan harta. Hal tersebut juga menyebabkan enggan mengeluarkan harta.
“Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apapun yang kamu infakkan, tentang hal itu, Sungguh Allah Maha Mengetahui.” Qs: Ali Imron:92.
Dalam penjelasan tersebut bahwasanya seseorang itu tidak akan mencapai kebajikan yang sempurna, apabila seseorang tersebut masih belum menginfakkan sebagian harta yang ia cintai. Sehingga, sedekah harta yang paling dicintai bukan hanya anjuran, melainkan juga perintah. Al-Quran sendiri mempunyai kedudukan yang tinggi dalam Islam. Dia merupakan sumber pertama yang menjadi acuan dalam ajaran Islam. Akan tetapi juga bukan Al-Quran saja, tetapi juga Al-Hadits.
Kisah Thalhah Sahabat Rasulullah SAW
Abu Thalhah juga merupakan suami dari Ummu Sulaim, ibu dari Anas bin Malik. Ia mempunyai harta yang banyak. Namun, kebun kurma yang banyak memberikan hasil. Karena itu, ia mencintai kebunnya yang menghadap ke Masjid Nabawi. Bahkan Rasulullah SAW juga pernah masuk ke kebun tersebut, kemudian minum airnya yang jernih.
Adanya perintah dalam Al-Quran surat Ali-Imran ayat 92 tadi, juga menyebabkan Thalhah sedekah harta yang paling ia cintai.
Ayah dari Anas bin Malik ini, hendak menyedekahkan kebun tersebut di jalan Allah SWT. Dengan tujuan, meraih kebaikan yang sempurna dan pahala dari Allah SWT. Sehingga, mampu menghantarkan pelakunya menuju Surga.
“Wahai Rasulullah, bukankah seseorang itu tidak akan sampai pada kebaikan yang sempurna, sebelum ia menginfakkan harta yang paling ia cintai? Oleh sebab itu, aku mencintai kebun kurmaku. Maka kebun tersebut, akan saya sedekahkan untuk Allah SWT, untuk mengharapkan pahala dari Allah. Untuk itu, wahai Rasul, gunakan kebun tersebut, sebagaimana yang sudah diperintahkan kepadamu”.
Mendengarkan hal tersebut, Rasulullah mengatakan, hal tersebut sangatlah menakjubkan. Karena, itu merupakan harta yang sangat menguntungkan. Akan tetapi menurutku, lebih baik kamu berikan kepada kerabatmu saja.
Setelah itu, Thalhah segera melaksanakan perintah dari Rasulullah, yakni sedekah harta yang paling ia cintai tersebut. Ia membagikan kebun tersebut kepada kerabat dan anak pamannya.
Sedekah harta yang paling dicintai tersebut, menjadi pembuktian dari keimanan Thalhah. Beliau juga dengan sangat ikhlasnya menyedekahkan, harta ia cintai demi meraih kebaikan sempurna. Amalan baik tersebut, juga membuat Umar bin Khattab, ikut menyedekahkan harta yang paling berharga baginya.