Dalam agama Islam, seorang Muslim dianjurkan untuk saling membantu sesamanya. Baik itu muslim, maupun mereka yang beragama lain. Ini seusai perintah dari Alloh Ta’ala dalam surat Al Mumtahanah.
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (Q.S Al Mumtahanah: 8-9).
Amalan yang dapat kita lakukan untuk membantu sesama adalah infaq dan sedekah. Karena keduanya merupakan amal ibadah yang berperan penting dalam menciptakan kesejahteraan umat.
Selain bermanfaat untuk kehidupan sosial, Allah Ta’ala juga akan menghapus dosa-dosa orang yang bersedekah.
“Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air itu memadamkan api“. (HR. Tirmidzi).
Meskipun kedua amalan ini dilakukan dengan mengeluarkan harta yang kita miliki, tapi antara infaq dan sedekah adalah dua hal yang berbeda.
Perbedaan Infaq dan Sedekah
Infaq berasal dari kata bahasa Arab, anfaqa-yunfiqu, yang artinya adalah membelanjakan atau membiayai. Sedangkan sedekah berasal dari kata bahasa Arab shadaqah, yang berarti benar, dalam arti benar beriman kepada Allah.
Infaq dan sedekah adalah amalan yang sangat dianjurkan oleh Alloh Ta’ala. Hal ini dapat kita lihat dari surat At Thalaq ayat 7, yang berbunyi,
“Hendaklah orang yang mempunyai keluasan materi memberi nafkah menurut kemampuannya, dan orang yang terbatas rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak membebani seseorang melainkan (sesuai) dengan apa yang diberikan Allah kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan setelah kesempitan.”
Perbedaan infaq dan sedekah yang paling terlihat jelas pada wujud barang yang diberikan. Selain itu, perbedaan infaq dan sedekah juga dapat kita lihat dari hukumnya.
Pertama dari wujudnya, perbedaan infaq dan sedekah bisa kita lihat dari perwujudannya. Infaq adalah amalan yang mengeluarkan sebagian dari harta atau penghasilan kita.
“Dan berinfaklah kamu bersedekah atau nafkah di jalan Allah dan janganlah kamu mencampakkan diri kamu ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah kerana sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S Al Baqarah: 195).
Dasar hukum infaq juga tertuang dalam surat Adz-Dzariyat ayat 19 yang menjelaskan bahwa ada sebagian dari harta kita yang menjadi hak orang miskin.
“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.”
Lalu bagaimana dengan orang yang tidak memiliki cukup harta untuk berinfaq?
Di sinilah kita bisa lihat adilnya Allah SWT. Bagi orang yang tidak mampu berinfaq, Allah SWT menyediakan pahala sedekah. Karena sedekah adalah pemberian seseorang yang wujudnya tidak harus berupa harta. Sedekah bisa berupa waktu, tenaga, dan bantuan lain yang bisa bermanfaat bagi sesama.
“Setiap persendian manusia diwajibkan untuk bersedekah setiap harinya mulai matahari terbit. Memisahkan (menyelesaikan perkara) antara dua orang (yang berselisih) adalah sedekah. Menolong seseorang naik ke atas kendaraannya atau mengangkat barang-barangnya ke atas kendaraannya adalah sedekah. Berkata yang baik juga termasuk sedekah. Begitu pula setiap langkah berjalan untuk menunaikan shalat adalah sedekah. Serta menyingkirkan suatu rintangan dari jalan adalah sedekah,” (HR. Bukhari dan Muslim).
“Segala kebaikan adalah sedekah.” (HR. Bukhari).